Bears adalah satu lagi film dokumenter dari Disneynature. Disutradarai oleh Alastair Fothergill yang biasa membikin film-film dokumenter alam BBC (termasuk Planet Earth). Film lepas dokumenter nature terbaik sampai sekarang menurut Ulasan Film masih March of the Penguins. Jadi apakah Bears sanggup mengunggulinya? Menurut Ulasan Film, masih belum.

Bears menceritakan kehidupan Scout dan Amber, dua anak beruang coklat, bersama ibu mereka, Sky, selama satu tahun. Diawali dari bangunnya mereka dari hibernasi panjang musim dingin, perjalanan panjang menuruni pegunungan, hingga perjuangan Sky untuk mendapatkan makanan demi kedua anaknya.

Bears dikemas dalam bentuk film keluarga, dengan sentuhan yang khas Disney, yang terutama dimotori oleh narasi yang disampaikan (oleh John C. Reilly) yang menyisipkan dialog-dialog lucu. Hal ini yang agak membedakannya dengan film-film dokumenter nature biasa. Tapi bukan itu masalah yang membuat Bears masih kalah dibanding March of the Penguins. Narasi yang dibuat sebenarnya cukup menghibur dan Disney sudah sangat pintar membuat sebuah cerita hanya dari tingkah laku para beruang itu saja. Perbedaan antara Bears dan March of the Penguins lebih nampak dari segi emosional. Bears belum mampu memberikan kisah yang menggetarkan hati, drama yang disuguhkan juga kurang begitu kuat. Walau sebenarnya ada banyak kesempatan untuk lebih mengguncang, karena Bears mengangkat kisah seorang ibu beruang yang harus berkorban banyak demi kedua anaknya. Malahan ketika mengisahkan perjalanan para ikan salmon menuju ke hulu untuk bertelur, terasa lebih ada ‘greget’ drama yang lebih kuat. Sayangnya film ini bukan berkisah tentang salmon.

Kelebihan Bears mungkin adalah sinematografinya. Pemandangan alam Alaska sangat memukau, dari pegunungan yang diselimuti salju di musim dingin, hingga pemandangan pantai dengan air pasangnya yang menawan, sampai padang rumput penuh dengan bunga di musim panas, dan aliran sungai di mana ikan-ikan salmon berjuang melawan arus menuju the golden pond di dataran yang lebih tinggi yang bagai surga dunia karena keindahan dan kejernihan airnya. Sangat terasa sentuhan Fothergill yang kerap menggunakan pengambilan gambar dari udara yang menyingkap horizon yang luas.

Secara keseluruhan, Ulasan Film cukup menikmati film ini. Pemandangan alam yang memukau (mungkin akan lebih impresif bila ditonton di layar lebar, sayangnya film ini tidak tayang di bioskop Indonesia) sudah cukup memuaskan kita. Belum lagi tingkah-polah para beruang yang unik. Penggunaan slow motion dalam banyak adegan sangatlah menakjubkan, jernih dan detil. 8/10