Formula cerita sang wira jagoan yang bangkit dari ‘tidur’nya untuk menyelamatkan orang dekat yang lemah, bukanlah hal yang baru. Plot seperti ini sudah sering ditampilkan terutama dalam film-film laga. Sebut saja Léon: The Professional, Taken, dan sebagainya. The Man from Nowhere juga menawarkan ramuan yang sama.

The Man from Nowhere adalah film laga buatan Korea yang dibintangi oleh Won Bin. Kisahnya seperti yang sudah saya katakan di atas, sang hero (Cha Tae-sik) adalah pensiunan agen rahasia, yang hidup menyendiri, membuka sebuah pegadaian kecil. Masa lalunya misterius karena ia selalu menutup diri. Sampai ia sering bertemu dengan anak kecil tetangganya, Jeong So-mi, yang adalah putri dari seorang penari kelab malam. Seringnya mereka bertemu membuat Cha Tae-Sik bersimpati kepada si gadis cilik dan terjalin persahabatan di antara mereka. Si penari terlibat dalam sebuah pertikaian gang narkoba, yang mengakibatkan ikut terseretnya Jeong So-mi ke konflik tersebut, dan pada akhirnya pula, sang hero Cha Tae-Sik. Akhirnya pun mudah ditebak, karena plot besar film ini mengikuti formula yang sama. Cha Tae-Sik membuka ‘kulit’nya dan menunjukkan keahliannya dalam bela diri, untuk menyelamatkan So-mi, walau apa pun yang terjadi.

Yang membedakan dari film-film laga umumnya mungkin adalah film Korea yang bermutu biasanya memiliki keunikan atau kesan tersendiri. Ada semacam ‘keliaran’ atau ketidakseganan dalam mengumbar ‘kebinatangan’ manusia. Kebuasan tokoh-tokoh jahat digambarkan tanpa sungkan, yang membuat timbulnya kesan ‘khas’ film Korea tadi. Menonton The Man from Nowhere, kita akan memiliki perasaan yang sama seperti menonton I Saw the DevilMemories of Murder, dan semacamnya, yakni kesan gelap dan ada kengerian tersendiri.

Untuk memperkaya plot yang mudah ditebak tadi, film ini juga menambahkan pihak ketiga, yakni polisi, yang digambarkan selalu terlambat satu langkah. Namun ikut sertanya mereka dalam konflik yang terjadi, tak urung membuat jalan cerita semakin berwarna.

Seperti layaknya orang Asia, jalinan persahabatan antara Cha Tae-Sik dengan So-mi mungkin minim kata-kata, atau bisa dikatakan tidak terlalu diumbar gamblang. Akan terasa berbeda dengan persahabatan antara Léon dan Mathilda. Namun setelah baku hantam dan segala hal yang harus dilalui untuk menyelamatkan So-mi, ending film ditutup dengan cukup mengharukan, dan menurut saya, kita tetap bisa memiliki kesan yang cukup mendalam atas hubungan dua manusia ini.

Secara keseluruhan, The Man from Nowhere merupakan hiburan yang cukup bermutu, menontonnya memberikan kepuasan tersendiri. Bila Anda ingin menjajal film dengan sentuhan a la film laga Korea dengan kebrutalannya, namun dengan formula klasik, film ini adalah film yang tepat. 8/10

Tae-Sik Cha: You live only for tomorrow.
Man-seok: What?
Tae-Sik Cha: The ones that live for tomorrow, get fucked by the ones living for today.
Man-seok: What are you babbling about?
Tae-Sik Cha: I only live for today. I’ll show you just how fucked up that can be.